"Aku suka kalau kamu mau tidur denganku. Maukah kamu tidur denganku?” Sejak awal, saya pikir dia wanita yang aneh. “Kenapa aku, dari sekian banyak orang?” “…Karena kamu tampan. Seperti kata pepatah, kue beras yang cantik lebih lezat.” Suatu hari, dia tiba-tiba muncul entah dari mana, melontarkan lelucon konyol untuk mempermalukan saya. Dia tidak hanya menyerang saya di tempat yang tidak saya duga dengan wajahnya yang tampak jinak, tetapi dia juga berani menghibur saya, meskipun dia sendiri menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan. Aku pikir dia seperti batu. Selalu menghalangi, membuatku jengkel di setiap langkah yang kuambil, membuatku terus-menerus berputar balik, mengganggu hidupku tanpa henti. “Kamu bilang kamu tidak mau sebelumnya….” “Aku sudah berubah pikiran.” “Apa?” “Aku bilang, aku sudah berubah pikiran.” Sekarang, jika aku membuangmu, aku merasa kakiku sendiri akan sakit.