[Kami mengusulkan pertunangan Araneth, anak ketiga dari keluarga Ludig, dan Saroban dari keluarga Raigro. ] Akad nikah yang dibuat atas perintah raja. Itu hanyalah tembok tinggi yang mencoba merampas hal-hal yang aku sukai dan segenggam kebebasanku. Anak laki-laki di luar pagar hanya tertawa. Hal paling umum yang saya dengar darinya adalah 'Jangan lakukan itu.' akan. "Sial." “Bersikaplah sopan padaku, empat. Aku tunanganmu.” Kebebasan yang kunikmati suatu hari nanti akan jatuh padamu, tapi cintaku satu-satunya hanyalah pada pedang. Aku berharap dan membayangkan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh wanita. Hari dimana aku akan merobohkan semua tembok yang menghalangiku dan saat wajah jelek itu akan dipenuhi rasa malu. Namun ketika aku menjadi seorang wanita dan dia menjadi seorang pria, sesuatu tentang Sarovan Raygro menjadi sedikit aneh. “Empat, berdiri di sana. Ayo bicara lalu pergi.” “Aku membencimu, kenapa aku? Aku membencimu.” “aku akhirnya menggosokkan dahiku ke pria yang tidak aku sukai, mengenakan kerudung. Apa yang harus aku lakukan karena kau merasa kasihan?” Dia masih membangkitkan amarahku hingga kepalaku meledak, tapi dia berkata, "Jika kah sangat menyukai pedang, bergabunglah denganku." "...Apa yang sedang kau lakukan?" “Perdebatan pedang, sesuatu yang terasa menyenangkan.” Apakah itu mengakui kebebasan saya? Atau ini juga jebakan? Aku terlalu baik untuk memercayaimu, dan kamu terlalu nakal untuk melepaskanku. Seiring berjalannya waktu, aku menjadi semakin takut padamu. Rasa panas yang aneh di mataku. Dia juga menegurku dengan suara ramah. Semuanya, termasuk hal-hal yang hanya dikatakan kepadaku dengan kejujuran yang dingin. Aku khawatir aku tidak akan bisa membencimu lagi. Aku takut aku akan kehilangan kekuatan untuk merobohkan tembok liciknya.